Menurut desainer Denny Wirawan, busana print merupakan tren sepanjang masa. Hampir semua wanita memiliki busana print yang bisa digunakan saat acara formal maupun non-formal. Meskipun demikian, menggunakan busana print juga perlu disesuaikan dengan bentuk tubuh.
Kini busana print tidak hanya hadir dengan variasi yang biasa saja. Beberapa desainer Tanah Air menginovasi busana print dalam bentuk 3D. Akan tetapi, busana 3D print kurang cocok bila dikenakan oleh orang yang bertubuh gemuk. Teknik tiga dimensi tersebut akan membuat si tubuh gemuk semakin terlihat besar.
“Print 3D kurang cocok untuk badan besar, cocoknya kurus tinggi karena dia memang memberi dimensi. Untuk badan yang kurus tinggi juga masih bagus kalau mau dikombinasikan dengan tekstur,” tutur Denny ketika diwawancarai Wolipop di butiknya, kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2013).
Perhatikan pula bentuk motif yang akan digunakan, misalnya saja floral print. Wanita yang memiliki tubuh gemuk sebaiknya menghindari motif bunga besar agar tidak semakin terlihat bulat. Sebaiknya pilih motif bunga yang kecil atau sedang. Bila busana print yang dipilih garis-garis, hindari memilih garis horizontal.
“Kalau untuk orang gemuk, bagus itu cari motif-motif yang bentuknya oval, sesuatu yang ada curve-nya ya. Paling bagus itu cari yang garis vertikal, ataupun diagonal, karena miring itu membuat langsing, dan juga paisley,” saran desainer Andreas Odang ketika berbincang dengan Wolipop di butiknya, kawasan Tomang, Jakarta Barat, Rabu (4/11/2013).
Selain itu, hindari motif tye-dye karena bisa terlihat lebih bulat dari ukuran sebenarnya. Menurut Odang, motif tye-dye hanya bagus bagi wanita yang tubuhnya kurus, tinggi, dan langsing.